KEGIATAN P5
SMP Negeri 1 Dampit merupakan salah satu sekolah yang sudah mulai memakai kurikulum merdeka, Meskipun baru diterapkan di kelas VII. Salah satu hal yang membedakan kurikulum merdeka dengan kurikulum sebelumnya adalah adanya PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA atau biasa disingkat P5. Kegiatan ini dirancang sebagai upaya untuk mendorong perilaku peserta didik yang baik, jujur, kreatif, dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Pelaksanaan P5 di SMP Negeri 1 Dampit sendiri menggunakan sistem blok 1 minggu penuh yang biasanya dilaksanakan di minggu ke empat setiap akhir bulan sesuai alokasi waktu. Pada tahun ajaran 2022/2023 ini sekolah mengangkat tiga tema yaitu projek 1 (kewirausahaan), projek 2 (kearifan lokal), projek 3 (gaya hidup berkelanjutan).
SMP Negeri 1 Dampit melaksanakan kegiatan P5 dimulai dengan projek pertama bertema kewirausahaan, yaitu siswa membuat “JAMU SEHAT SPENSADA”. Hayo SOBAT SAKSI siapa yang suka jamu? Pasti tidak semua orang suka dengan jamu, sebab ada yang beranggapan bahwa jamu itu pahit. Padahal ada yang lebih pahit dari jamu loh ya apa itu? yaitu pahitnya kehidupan hehe…Bertempat di hall sekolah, pertama seluruh siswa kelas 7 diberi arahan oleh narasumber serta koordinator P5 mengenai manfaat jamu, alat dan bahan hingga cara pembuatan jamu. Yang menarik, sasaran dari kegiatan ini siswa tidak hanya diajak membuat jamu tradisional saja tetapi dilibatkan lebih kompleks mulai dari mendesain lebel untuk kemasan botol, membuat desain banner untuk pemasaran hingga terlaksana kegiatan pameran produk lewat stand bazar mini. Mengambil konsep produksi jamu diharapkan peserta didik tidak hanya berlatih menjadi entrepreneur muda tetapi bisa melestarikan minuman tradisional khas Indonesia.
Kemudian projek kedua yang dilaksanakan di SMP Negeri 1 Dampit yaitu bertema “Kewirausahaan” dengan sub tema “ECOPRINT”. Ecoprint berasal dari kata eco atau ekosistem yang berarti lingkungan hayati atau alam dan print artinya cetak. Ecoprint menggunakan proses menjiplak dedaunan atau tanaman yang kemudian dilanjutkan dengan proses merebus mirip seperti proses pembuatan batik. Namun, motif yang dihasilkan lebih kontemporer dibandingkan batik yang digambar ataupun dicetak dengan motif batik klasik. Pembuatan ecoprint ini tidak menggunakan alat seperti canting dan bahan malam, namun menggunakan bahan yang terdapat di alam sekitar, seperti aneka dedaunan atau tanaman yang bisa menghasilkan warna alami. Inilah salah satu latar belakang mengapa SPENSADA mengambil sub tema “ECOPRINT” Pertama, sebagai wujud konsisten untuk mengurangi sampah organik yang berasal dari tanaman di sekitar sekolah. Kedua, ingin menjaga dan melestarikan lingkungan karena salah satu keunggulan ecoprint adalah ramah lingkungan. Selanjutnya, kain ecoprint karya siswa-siswi kelas 7 mereka sulap menjadi produk unik seperti taplak meja dan sarung bantal. Bagaimana keren sekali bukan??? Memang sesuai mottonya SMP Negeri 1 Dampit “APIK LUAR BIASA”
Projek ketiga masih berjalan dengan mengambil tema Gaya Hidup Berkelanjutan dengan sub tema “ZERO WASTE”. Lagi-lagi SMP Negeri 1 Dampit dengan predikat sekolah adiwiyata berupaya memberikan aksi nyata untuk menjaga lingkungan dengan cara mengurangi limbah sampah ibarat pepatah “SEKALI DAYUNG DUA TIGA PULAU TERLAMPAUI”. Nantinya, di projek ke tiga akan fokus terhadap pemanfaatan limbah botol minuman bekas yang akan disulap menjadi desain topografi. Sebanyak tiga belas huruf dirancang dan akan dipasang di halaman depan SMP Negeri 1 Dampit. Huruf tersebut disusun hingga nantinya dirangkai membentuk tulisan “I ♥ SMPN 1 DAMPIT” setidaknya membutuhkan sekitar 4-5 ribu botol bekas minum nantinya .Bagaimana sangat kreatif bukan? Limbah botol minuman dapat dijadikan sebagai bahan topografi yang melahirkan nilai seni dan keunikan yang luar biasa.